fbpx

Keterasingan Terhormat

Ruang Buku Konawe > Opini > Keterasingan Terhormat

Keterasingan. Gambar: www.womenworking.com

Ruang Buku – Kebebasan sering dianggap sebagai sesuatu yang mudah. Sehingga, untuk menjadi manusia bebas, artinya menjadi dengan sangat mudah dan tidak melelahkan—tanpa menerpa dan diterpa angin sepoi-sepoi sekalipun. Pada akhirnya, apa yang nanti dilakukan pun bersifat asal-asalan, tidak berarti dan tidak signifikan (Kamis, 20 Mei 2021).

Sesungguhnya orang yang menganggap mudah dan sebagainya itu justru adalah ia yang menyangkal kebebasan itu sendiri, yang jantungnya menjadi berdetak cepat ketika mendengar kata kebebasan, karena kebalikannya, bagi mereka yang minatnya menjaga hak dan kewajiban kebebasan, tahu bahwa itu diperlukan usaha dan kewaspadaan tanpa henti.

Bagaimana tidak mudah: kebebasan berusaha menjaga tanggung jawab sejati mengenai “potensi kemungkinan” di dalam manusia, yaitu konsisten dalam memiliki pendapat sendiri. Di sisi lain artinya tidak menutup dan menyensor pendapat orang lain, sekalipun ia adalah lawan atau musuh dalam berbagai situasi, sekalipun di situasi terancam.

Tidak ada seorang pun berhak atas kebebasan mutlak, kebebasan memiliki akhir, ketika kebebasan seseorang merambah kebebasan orang lain, saat hak dan kewajiban menyatu, disebut hukum. Bila suatu pemerintah menginjak hukum, membatasi warganya bertindak atas nama hukum, kebebasan menentang itu. Heroisme dan pengorbanan saja dalam menentang tirani tidaklah cukup, karena tidak ada pembenaran alasan dengan cara itu. Kebebasan sejati hanya dapat dilihat bukan hanya dalam kondisi tiran, tetapi ketika kebebasan berhasil menang atas tirani.

“Kebebasan masa kini tidak memiliki banyak sekutu, ia terasing tetapi terhormat!

 

Penulis: Aldi Dwi Laksono (Saat ini bekerja sebagai freelancer dan saat bermahasiswa, penulis aktif sebagai aktivis mahasiswa di PC. Sylva Indonesia UNB Bogor. Email: [email protected]).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *