fbpx

Potensi Pati Sagu Sulawesi Tenggara sebagai Bahan Plastik Biodegradable Ramah Lingkungan

Ruang Buku Konawe > Opini > Potensi Pati Sagu Sulawesi Tenggara sebagai Bahan Plastik Biodegradable Ramah Lingkungan

Ruang Buku – Plastik merupakan bahan pengemas yang banyak digunakan dan berkembang luas di seantero negeri. Sebagian besar barang yang dibutuhkan, mulai dari peralatan elektronik, perlengkapan rumah tangga, perlengkapan kantor sampai makanan dan minuman menggunakan plastik sebagai pengemas karena ringan, kuat, mudah dibentuk, dan harganya terjangkau (Jum’at, 22 Januari 2021).

Tidak hanya di bidang industri, kemasan plastik juga banyak digunakan oleh retail, pedagang tradisional, dan rumah tangga. Menurut Asosiasi Industri Olefin Aromatik (AIOA) dan Plastik Indonesia (INAPLAS), konsumsi plastik di Indonesia pada tahun 2019, tercatat mencapai 5,9 juta ton.

Penggunaan plastik yang cukup tinggi berdampak negatif terhadap kelestarian lingkungan, karena sulit terdegradasi sehingga terjadi penumpukan sampah plastik yang mencemari lingkungan.

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2016), permasalahan sampah plastik di Indonesia sudah meresahkan. Selain Tiongkok, Indonesia adalah negara pembuang sampah plastik terbesar ke laut.

Sampah plastik yang dibuang sembarangan menyumbat saluran air dan bahkan menumpuk di pintu-pintu sungai sehingga mengakibatkan banjir. Plastik yang ditimbun di tanah juga sulit terdegradasi.

Polimer sintetis yang merupakan bagian utama dari plastik akan terdegradasi dalam waktu puluhan bahkan ratusan tahun. Jika dibakar, plastik akan menghasilkan emisi karbon yang mencemari lingkungan.

Salah satu alternatif yang berkembang sekarang ini yaitu plastik biodegradable yang merupakan plastik yang dapat terdegradasi atau dapat terurai oleh mikroba di tanah.

Plastik biodegradable dibuat dari bahan nabati yang merupakan produk pertanian yang dapat diperbaharui. Sehingga, produksi bahan nabati dapat berkelanjutan dan bioplastik dapat terdegradasi lebih cepat karena bersifat ramah lingkungan.

Namun harga plastik biodegradable lebih mahal daripada plastik kovensional karena teknologinya belum berkembang luas. Oleh karena itu, pengembangan plastik biodegradable memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan perekonomian serta mengurangi adanya penumpukan limbah plastik yang dapat mencemari lingkungan.

Salah satu bahan dasar pembuatan plastik biodegradable yang populer saat ini yaitu pati yang berasal dari tumbuhan yang banyak terdapat di Indonesia, khususnya Sulawesi Tenggara. Pati tersebut merupakan pati sagu yang merupakan komoditas penghasil karbohidrat potensial, khususnya pati.

Indonesia merupakan negara yang memiliki areal pertanaman sagu terluas di dunia. Areal pertanaman terluas terdapat di Papua dan areal semi budi daya sagu berada di Maluku, Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera. Data Ditjen Perkebunan (2017) menunjukkan daerah produksi sagu yang cukup besar adalah Riau, Papua, Maluku, Sulawesi Tenggara, dan Kalimantan Selatan, dimana jumlah produksi sagu di Sulawesi Tenggara pada tahun 2016 yaitu sebesar 6.278 ton.

Proses Pembuatan Plastik Biodegadable

Tahapan pembuatan plastik biodegadable berbahan dasar pati adalah mengintegrasikan teknik pencampuran, pemanasan, dan pencetakan.

Plastik biodegradable yang dihasilkan berupa lembaran film. Pembuatan plastik biodegradable dengan teknik blending cukup sederhana. Namun implementasi teknologi produksi dalam skala lebih besar belum banyak dilaporkan.

Di beberapa negara, teknologi produksi plastik biodegradable dalam skala besar tidak hanya menghasilkan lembaran film tapi juga dalam bentuk lainnya. Plastik biodegradable dengan berbagai bentuk dapat dibuat dari pati dengan bahan tambahan.

Campuran pati alami, pati tergelatinisasi, pati termoplastis, dan pati termodifikasi, polimer atau monomer (asam laktat, hidroksi alkanoat) dapat ditambah dengan plasticizer, bleaching maupun pewarna dilakukan melalui proses ekstrusi menggunakan ekstruder pada suhu 100-160°C. Hasil ekstrusi setelah melalui proses pengeringan dan pelleting menghasilkan pellet plastik biodegradable.

Pellet atau biji bioplastik selanjutnya dapat diproses menjadi berbagai bentuk plastik menggunakan plastik converter berupa film blowing untuk menghasilkan kantung plastik seperti kantung belanja dan kantung buah dan sayur.

Penggunaan termoforming dan injection moulding akan menghasilkan produk seperti keyboard dan pesawat telepon. Blow moulding digunakan untuk menghasilkan produk berupa botol plastik, dan extrucsion coating menghasilkan film laminasi untuk kemasan makanan ringan, retort pouch.

Peluang pengembangan plastik biodegradable masih terbuka seiring dengan semakin tingginya tuntutan terhadap upaya pelestarian lingkungan. Bahan baku plastik biodegradable yang berasal dari bahan nabati juga memiliki peluang keberlanjutan dibandingkan dengan plastik konvensional yang dihasilkan dari minyak bumi yang semakin berkurang.

Plastik biodegradable menjadi salah satu alternatif mengurangi dan mensubtitusi penggunaan plastik konvensional. Bahan baku plastik biodegradable berupa pati mudah diperoleh di Indonesia. Kelebihan bioplastik berbahan dasar pati bersifat compostable tanpa memerlukan ruang pengomposan bersama.

Penelitian di Indonesia sudah cukup banyak menggali potensi bahan baku pati dalam pembuatan plastik biodegradable, demikian juga peluang penggunaan limbah pertanian. Namun belum banyak penelitian yang melaporkan scale up produksi plastik biodegradable secara komersial.

Pengembangan plastik biodegradable dapat dimulai dari pengembangan teknologi proses dan formulasi bahan baku untuk menghasilkan produk dengan harga yang lebih bersaing.

Pengkajian kelayakan ekonomi dan sosial pengembangan bioplastik diperlukan, termasuk kebijakan penggunaan plastik biodegradable untuk mempercepat pengembangan industri bioplastik. Dalam hal ini, peran berbagai pihak perlu disinergikan dalam pengembangan plastik biodegradable.

Ditinjau dari banyaknya produksi pati di Sulawesi Tenggara dan besarnya peluang dari produksi pengolahan pati menjadi plastik biodegradable, diharapkan mampu memberikan ide untuk mengembangkan industri komersial di daerah Sulawesi Tenggara guna meningkatkan nilai jual pati itu sendiri dan meningkatkan pendapatan masyarakat serta mengurangi pencemaran lingkungan dari sampah plastik.

 

Penulis: Aji Mustaq Firoh

(Mahasiswa Pascasarjana, Program Studi Ilmu Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB University. Email, [email protected]).

2 thoughts on “Potensi Pati Sagu Sulawesi Tenggara sebagai Bahan Plastik Biodegradable Ramah Lingkungan

  1. aji says:

    semoga memberikan ilmu yang bermanfaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *